KERJA DI LUAR NEGERI TIDAK SELAMANYA INDAH


       Menurut yang saya lihat, tak selamanya kerja jadi pembantu di luar negeri itu tidak selamanya indah. Ada juga sih yang kerja di sana juga mendapatkan kemakmuran dan kesejahteraan dibanding di negeri sendiri. Tetapi ada juga nasibnya kurang beruntung, hanya asal-asalan ingin mengubah hidup. Pipit menceritakan bahwa “Sumarah hidup sendiri di desanya dia tidak tahan dengan gunjian orang-orang tentangnya. Kemudia dia memutuskan untuk menjadi TKI di Arab Saudi. Bertahun-tahun Sumarah menjadi tenaga kerja di sana, tak seperti bayangannya bahwa jika bekerja di luar Negeri akan hidup makmur” (paragraf 1).
            Di kisahkan dia bekerja jadi pembantu karena di keluarganya sendiri ia tak mempunyai kepercayaan di lingkungan sekitarnya, cuma gara-gara ayahnya dulu menjadi seorang PKI yang kejam. Dia merasa tres akan keadaan yang dirasakan. Sehingga, ia terbang ke luar dengan modal ijazah SMA. Tak disangka, ia di sana sudah setahun, perlakuan majikan yang kerap kali menyalahkan ia dan bahkan, belum mendapatkan gaji sepeserpun dengan alasan inilah, ituah. Tetapi ia hanya bisa diam dan menunggu saat yang tepat.
            Apalah daya seorang perempuan sendirian di negeri orang pula, tanpa saudara, tanpa kerabat, ia berjuang sendiri tanpa pembelaan. Karena nilai-nilai ijazahpun tak mempengaruhi di sana, tak bakal ditanya sedikitpun. Perlakuan mereka semakin hari semakin membuat kesal dia. Mulai marahlah dia sejadi-jadinya, sepertii yang diceritakan pipit “Sumarah memiliki niatan untuk membunuh majikannya itu, tiba di waktu yang tepat ia menbunuh majikannya itu dengan kejam” (paragraf 3). Tanpa berpikr panjang maka ia mensayat-sayat majikan laki-laki yang telah menodai dia.
            Dari sinilah, ia merasa bersalah telah membunuh seseorang, mau bagaimana lagi ia mempertahankan hidup kalau sudah berurusan dengan hukuman pancung yang ada di negeri orang. Karena kekejaman majikannya, ia rela mati. Keamanan di negeri sendiri tak berarti apa-apa, apalagi di negeri orang bahkan lebih kejam. Tak ada pembelaan, mana katanya negeri perrdamaian, teatapi nasi sudah menjadi bubur, hukumanpun sudah terjadi.
            Kurangnya perlindungan dari negeri sendiri, langkah pemerintah Indonesia saja tentu tidak akan membuat keluarga Saudi senang saat mereka menunggu keputusan dari Jakarta untuk melanjutkan pengiriman pekerja rumah tangga ke Saudi. Tidak ada keraguan bahwa perempuan di Indonesia sangat luar biasa keberaniannnya. Mereka adalah yang terbaik diantara pembantu rumah tangga lain. Sejak beberapa tahun Arab Saudi berhenti memperkerjakan tenaga asal Indonesia terutama karena syarat yang sulit ditetapkan oleh permerintah RI.
            Ada beberapa kasus yang kerap dialami TKI di Arab Saudi, tentunya menjadikan keprihatinan tersendiri. Beberapa lalu Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan perintah untuk peninjauan kembali pengiriman TKW ke luar negeri. Presiden berharap bahwa semua pembantu rumah tangga Indonesia yang bekerja di berbagai Negara telah kembalike tanah air untuk selamanya pada tahun 2007. Masih banyak kan pekerjaan di Indonesia, walaupun gajinya tidak seberapa, tetapi ada rasa keamanan yang lebih tinggi.
           





                           



Komentar

Postingan Populer