PARA SASTRAWAN BESERTA KARYANYA
PARA SASTRAWAN
BESERTA KARYA
Oleh:Fidhotur Rofiah/3D
PBSI/15410162
Membahas tentang sastra maka
tidak akan pernah ada habisnya. Sastra merupakan suatu karya yang dibuat dan
ditulis oleh seseorang berdasarkan apa yang dirasakan. Mempelajari sastra sangatlah
penting bagi setiap orang terutama bagi seorang siswa terutama bagi para
mahasiswa yang mengambil jurusan sastra. Tujuan mempelajari sastra yaitu untuk
mengetahui dan mengenal tentang karya-karya apa saja yang sudah dihasilkan.
Lewat sastra pula kita akan mengetahui bagaimana kisah perjalanan dari sejarah
sastra.
Baru saja kemarin Universitas
PGRI Semarang mengadakan sebuah acara yang bertajuk Upgris bersastra. Acara
tersebut diadakan kemarin hari Rabu, 19 Oktober 2016 tepatnya di Balairung dan
dihadiri oleh ratusan mahasiswa berbagai macam prodi dan khususnya mahasiswa
yang mengambil jurusan sastra. Dalam acara teesebut pihak Universitas
menghadirkan seorang tokoh sastrawan baru yaitu Triyanto Triwikromo.
Dengan karya yang sudah
dihasilkan banyak mahasiswa yang tertarik untuk menyimak dan mendengar kisah
lebih dalam dari sang tokoh. Sebelum acara dimulai Rektor Upgris pun membuka
acara tersebut dengan menyanyikan sebuah lagu yang beliau ciptakan sendiri. Hal
tersebut menunjukkan bahwa penikmat sastra tidak hanya kalangan mahasiswa yang
belajar sastra melainkan siapa pun orang tersebut dapat menikmati sastra tak
terkecuali kalangan rektor.
Belajar sastra atau karyanya saja
tidak lah cukup. Penting juga untuk mengenal sosok pengarangnya atau biasa disebut
para sastrawan. Perjalanan kisah dari para sastrawan itu sangat penting untuk
dipelajari, bagaimana mereka dapat menghasilkan karya yang sangat luar biasa
sehingga kita tidak hanya menikmati karya itu melainkan kita juga dapat
mengambil manfaat dari kisah-kisah mereka. Sehingga dapat menjadi motivasi
tersendiri pada diri kita untuk bisa menciptakan sebuah karya.
Bagaimana kita mempelajari sebuah
sastra sebenarnya tergantung pada setiap orang yang mempelajarinya. Selain
dengan membaca banyak hal dan cara yang dapat menambah pengetahuan. Seperti
mengikuti seminar sastra, dalam seminar tersebut bamyak hal akan dibahas dari
bagaimana mereka dapat menciptakan karya, suka duka, dan pengalaman mereka.
Biasanya kita hanya mengenal sastra pada zaman dulu seperti sastrawan Meirari
Siregar, Amir Hamxah, Sanusi Pane, dan Chairil Anwar dengan karya yang
dihasilkan berupa puisi.
Sebenarnya tujuan diadakannya
seminar sastra atau kegiatan apa saja yang masih memiliki hubangan dengan
sastra. Kita dapat mengenal para sastrawan-sastrawan baru dengan karya yang
tidak kalah bagus dengan sastrawan terdahulu. Bukan berarti mempelajari sastra
zaman dulu tidak penting, tentulah penting, tetapi jika kita hanya terfokus
pada karya terdahulu maka sastra tidak akan mengalami perkembangan. Padahal
seperti yang kita tahu srkarang ini banyak sekali sastrawan muda yang
bermunculan.
Para sastrawan tersebut
diantaranya yaitu Habiburrahman El Zahrazy seorang sastrawan dengan karya-karya
religi yang dihasilkan. Selain itu acara Bedah buku juga dapat menjadi sebuah
forum untuk memperbincangkan tentang isi sebuah buku. Bedah buku merupakan
suatu kegiatan tentang penilaian terhadap karya sehingga kita dapat
mengetahahui isi dari kekurangan dan kelebihan terhadap sebuah buku.
Dengan belajar sastra kita tidak
hanya mengenang atau pun bernostalgia saja tetapi juga mengetahui banyak
tentang perkembangan sastra. Selain melestarikan bersastra juga sebagai sarana
untuk belajar apa pentingnya pengetahuan tentang sastra bagi para mahasiswa
khususnya. Sehingga kegiatan tersebut akan membawa pengaruh positif bagi mereka
dan menjadikan mereka lebih mencintai sastra.
Kembali ke pembahasan Upgris
bersastra bahwa Triyanto Triwikromo dalam membuat karya tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Beliau membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
menjadi berhasil seperti sekarang ini. Saat masih menjadi mahasiswa di Unnes
beliau sudah belajar menulis berbagai banyak hal dari esai, puisi, karangan
bebas, dan masih banyak lagi. Untuk memahami apakah tulisannya sudah layak
beliau meminta dosennya untuk melihat tulisannya itu.
Bahkan beliau tidak pernah
menyerah dan selalu semangat. Selama membuat karya itu Triyanto Triwikromo
membutuhkan waktu selama 30 tahun. Bukan waktu yang singkat memang, tapi semua
itu menuai hasil yang sangat memuaskan diantara karya itu berjudul......... Dan
judul buku tersebut juga menjadi pokok pembahasan yang dibedah dalam acara
Upgris bersastra kemarin. Banyak dari kritikus yang berpendapat bahwa karya
tersebut sangatlah istimewa dan indah. Bagaimana tidak, kebanyakan karya
tersebut dihasilkan dari pengalamannya sendiri.
Dari acara tersebut banyak
manfaat yang dapat kita pentik bahwa sebuah karya sastra harus dipelajari dan
harus selalu dijaga. Jangan sampai kita merasa cukup dengan mempelajari
teorinya saja melainkam hal yang paling terpenting adalah bagaimana kita dapat
mengenal sosok sastrawannya sendiri. Karena tanpa sastrawan maka sebuah karya
tidak akan pernah ada dan tercipta. Seharusnya kita sebagai penerus bangsa
patut mencontoh semangat mereka untuk menciptakan kaeya-karya yang baru.
Memang tidaklah mudah dalam
menggapai sebuah impian, tapi jika kita yakin bahwa kita mampu maka akan
menjadi motivasi tersendiri dalam berkarya. Dalam Upgris bersastra kemarin
dengan 3 buku, 3 pembaca, dan 3 kritikus 1 pengaran maka dapat disimpulkan
bahwa sebuah karya pasti membawa khasanahmya masing-masing. Oleh karena itu
sudah sepantasnya kita sebagai penerus bangsa untuk mengenal lebih jauh tentang
sastra dan para sastrawan berbakat itu. Semoga.
Komentar
Posting Komentar